INFOTELKO.COM – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki menekankan masalah keberadaan UMKM.
Menùrutnya UMKM adalah kunci untuk mengembangkan dan mempertahankan ekonomi, sosial, dan budaya desa di Indonesia.
UMKM bukan sekadar bisnis, melainkan sumber kehidupan perekonomian dan jantung dari semangat kewirausahaan.
UMKM menjadi bagian integral dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional.
Baca Juga:
PPATK Deteksi Perputaran Dana Judi Online yang Tembus Rp47,97 Triliun di Kuartal Pertama Tahun 2025
Dan juga penting berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi inklusif.
Baca artikel lainnya di sini : PPATK Temukan Ada Transaksi Keuangan Mencurigakan Sebesar Rp51,4 Triliun dari Caleg di Pemilu 2024
“Desa-desa di Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah.”
“Salah satunya seperti Sumber Daya Alam, Kerajinan Tangan, Pariwisata, Pertanian, Industri Kreatif, dan potensi luar biasa lainnya,” kata Teten lewat keterangannya, Kamis (11/1/2024).
Baca Juga:
Jasa Siaran Pers Persriliscom Melayani Publikasi ke Lebih dari 150 Media Online Berbagai Segmentasi
Berdasarkan proyeksi Bank Dunia Tahun 2023, dalam tiga tahun ke depan, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh lebih dari 0,1 persen setiap tahunnya.
Lihat juga konten video, di sini: Prabowo Subianto Dorong Pembangunan Tanggul Laut di Pantura, Cegah Warga Terdampak Banjir Rob
Di mana UMKM sebagai penggerak ekonomi Indonesia diproyeksikan akan bertambah mencapai 83,3 juta pelaku pada tahun 2034.
Teten mengatakan, Komitmen Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) juga selaras dengan pengembangan UKM dalam suatu klaster usaha. Diharapkan klaster usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhan desa dan kebutuhan nasional.
Baca Juga:
Inilah 8 Peranan dan Manfaat Penting dari Publikasi Press Release bagi Dunia Usaha dan Perusahaan
Usulkan Rebranding, Pramono Anung Ingin agar Bank DKI Dikelola oleh Orang-orang yang Profesional
“Saat ini KemenKopUKM sedang mengembangkan rumah produksi bersama di 10 daerah di Indonesia.”
“Adanya pengelolaan yang profesional dari hulu hingga hilir dalam rumah produksi bersama,” ujarnya.***