INFOBUMN.COM – Perombakan jajaran Direksi dan Komisaris PT Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan bentuk evaluasi atas insiden gangguan jaringan beberapa waktu lalu.
“Kita mendengar begitu banyak kekecewaan dan keluhan dari masyarakat,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
“Reputasi BSI sebagai bank yang menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi syariah harus dijaga dengan baik. Sebagai pemimpin, tentu kita harus tegas dalam mengambil keputusan.”
“Jangan sampai merusak kepercayaan dan merugikan masyarakat,” ujar Erick Thohir dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 22 Mei 2023.
Baca Juga:
ORARI Usia 57: Mandiri, Non Politik, Bermartabat di Tengah Tantangan Internal
Protelindo Peroleh Kredit ICBC Rp400 Miliar untuk Ekspansi Nasional
Manajemen Saratoga Tambah Saham, Michael Soeryadjaya Kucurkan Rp287 Juta
Erick Thohir meminta jajaran direksi dan komisaris yang baru dapat memperbaiki keseluruhan sistem operasional perusahaan
Baca artikel menarik lainnya di sini: Sandiaga Uno, Budi Gunawan, dan Ridwan Kamil Bersaing Posisi Cawapres untuk Ganjar Pranowo
Termasuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan dari ancaman peretas serta meningkatkan layanan kepada nasabah.
Erick Thohir menyatakan dirinya tidak segan untuk kembali melakukan perombakan jika tidak ada perbaikan menyeluruh.
Baca Juga:
Gula Lokal Lawan Impor! Pemerintah Siapkan Rp 1,5 T untuk Serapan
Harga Minyak Mentah Berpotensi Naik, Proyeksi Sri Mulyani Rentang USD 66–94
Pulau Bukan Komoditas: KKP Pastikan Kepemilikan Tetap Milik Negara
Erick Thohir mengaku selalu intensif memantau setiap perkembangan yang terjadi di setiap BUMN, tak terkecuali dengan peristiwa yang terjadi pada BSI.
Erick Thohir juga menilai gangguan terhadap BSI merupakan hal yang bisa ditolerir.
“Sekali lagi, reputasi BSI harus dijaga dengan baik. Ini jadi bahan evaluasi dan kita tak ingin terulang lagi.
Mitigasi risiko penggunaan teknologi di sektor finansial harus sangat ketat,” kata Erick Thohir.***
Baca Juga:
Ketika Negara Bertaruh Rp9.300 Triliun: Infrastruktur atau Ilusi Pembangunan Tanpa Fondasi Kuat?